Mencoba dan mewujudkanya.”
-Alexander the Great
Alexander
adalah manusia yang paling jenius. Liaht sejarah hidupnya. Ia hafal 10.000 nama
prajuritnya ketika makan ia makan dan tidur bersama prajuritnya ketika mereka
bergerak maju. Ia rela membagikan makananya dan memilih tidur kedinginan. Ia
selalu ada di barisan terdepan ketika memimpin prajuritnya dan sering terluka
Alexander juga rela membantu pra dokternya mengobati para para prajurit yang
terluka ketika perang sudah berakhir ; bagaimana pun juga, ia pernah mendapat
pendidikan dokter ketika remaj bahkan Alexander mengobati sendiri luka-lukanya.
Hanya keitika luka parah, ia mau diobati dan dirawat. Ia menyemangati para
prajuritnyadan membahas tindakan heroic mereka. Ia tidak menyukai pemerkosaan
dan menyarankan pernikahan, dan yang membayar mahar agar prajurinya dapat
menikah dengan wanita setempat secara
sah. Ia melupakan hutang-hutang prajuritnya. Ia membagi-bagi barang rampasan
pernag dengan prajuritnya, namun mereka dengan senang hati akan membakarnya,
karena dapat memperlambat mobilitas mereka. Ia bersedia berbagi air dengan para
prajuritnya ketika melintasi gurun pasir. Demikianlah apa-apa yang telah
dilakukan Alexander, yang memperlihatkan kebesaranya. Ia tidak menklukan
kekaisaran Persia, namun pasukanya yang melakukanya, dibawah pimpinan
Alexander. Oleh karena itu, jika kita ingin menjadi pemimpin besar, maka kita
membutuhkan pengikut yang setia, karena karena merekalah yang membuat mmimipi
tersebut menjadi kenyataan.
Kualitas lainya yang berhubungan
dengan kepemimpinan Alexander adalah kemurahan hati. Alexander memang terkadang
bersikap bengis, tapi sesungguhnya ia adalah sosok yang murah hati. kterangan
yang menyebutkan Alexander sebagai manusia kejam dan tak kenal amapun berasal
dari peristiwa ketika mengepung Thebes, Tyre, Cleitus dan Mallian, sementara
sifatnya yang pemurah hamper tak kentara : hubungan pribadinya dengan para
prajurit Macedonia, komitmen Alexander pada teman-temanya Babylon, semua bentuk
nyata penyucian diri dan upacara yang ia lakukan dikuil-kuil setempat sepanjang
masa kampanyenya, pelakuanya yang baik terhadap wanita, kepada istri-istrinya
dan selirnya, pershabatanya dengan Sisy Gambis (ibu Darius), ras takjimnya pada
ibunya sendiri, dan ratusan perbuatan kecil lainya.

Komentar
Posting Komentar